Selasa, 16 November 2010 By: adityo cahyo kumolo

Minyak Ikan

Pemberitaan media selama lima tahun terakhir telah menghilangkan kekhawatiran atas kandungan merkuri diatas ambang aman dalam suplemen minyak ikan.
Namun baru-baru ini kekhawatiran bahaya potensial suplemen lemak omega-3 muncul kembali di media, setelah aktivis lingkungan mengajukan gugatan kepada beberapa produsen minyak ikan atas produknya yang tercemar oleh bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker.

Manfaat asam lemak omega-3

Suplemen minyak ikan dan omega-3 merupakan pilihan alternatif populer dalam masyarakat yang menginginkan kesehatan jantung, namun tidak suka mengonsumsi ikan atau khawatir akan kandungan merkuri diatas ambang aman, PCB atau zat pencemar lain yang terkandung dalam ikan. 
Ikan merupakan sumber berlimpah asam lemak omega-3, yakni lemak penting yang membantu menjaga integritas struktur tubuh kita. Kandungan aktif dalam lemak omega-3 adalah eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA), yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner, pembekuan darah yang berlebihan, tekanan darah rendah dan memperbaiki kandungan lipid.
Beberapa tahun terakhir ini, penggunaan suplemen minyak ikan di AS telah meningkat. Menurut hasil jajak pendapat Februari lalu oleh ConsumerLab.com, lebih banyak orang mengonsumsi suplemen minyak ikan dibanding multivitamin standar.
Beberapa dokter menyarankan mengonsumsi dosis rendah minyak ikan karena dapat mengurangi peradangan pada pembuluh darah, denyut jantung yang tak teratur dan meningkatkan aliran darah. Minyak ikan juga digunakan sebagai terapi bagi mereka yang berisiko tinggi penyakit jantung atau lemak darah tinggi secara genetik. Pada konsentrasi tinggi, minyak ikan dapat mengurangi tingkat trigliserida. Minyak ikan dalam dosis besar dapat  meningkatkan HDL (kolestrol baik) atau menurunkan LDL (kolesterol buruk) dan memperbaiki profil kolesterol.
Badan pengawas makanan dan obat AS (FDA) menetapkan kandungan merkuri dalam ikan dan merekomendasikan mengonsumsi sekitar 12 ons ikan atau kerang (sekitar dua kali porsi) yang tingkat merkurinya rendah per minggu. Udang, salmon, lele dan tuna kaleng kecil, merupakan produk yang kandungan merkurinya rendah.
Selain Lovaza, sebuah merek suplemen minyak ikan yang telah disetujui dan mengikuti standar pemrosesan FDA, tak ada suplemen lemak omega-3 lain yang mengacu pada peraturan FDA.
Mengonsumsi suplemen minyak ikan dipandang lebih aman daripada mengonsumsi ikan, karena banyak produsen menggunakan ikan yang posisinya lebih rendah dalam rantai makanan, sehingga zat pencemar tersebut dapat dihapus selama proses penyulingan.

Tingkat tidak aman PCB

2 Maret lalu, gugatan tersebut diajukan pada 10 produsen minyak ikan karena mengandung senyawa polychlorinated biphenyl atau PCB diatas ambang aman. PCB merupakan senyawa yang dilarang oleh Kongres AS sejak 1979 setelah terkait dengan kasus cacat lahir dan berbagai jenis kanker. Klaim gugatan pada produsen ini adalah melanggar California Proposition-65 yang mengharuskan produsen untuk memperingatkan konsumen “jumlah kandungan racun yang terdeteksi” seperti PCB.
Sepuluh merek termasuk Omega Protein dan GNC, dites positif mengandung PCB oleh penggugat Mateel Enviroment Justice Foundation dan dua aktivis lingkungan. Kandungan pada beberapa produk tertentu bahkan melebihi batas yang ditentukan California, dengan 10 faktor risiko kanker, jelas David Roe, pengacara penggugat.
Meskipun senyawa organik ini dilarang sejak tiga dekade lalu, mereka masih saja terdeteksi di perairan AS dan ikannya. Mengonsumsi ikan merupakan cara yang paling umum untuk terkena PCB. Kantor Bahaya Kesehatan Lingkungan Kalifornia memperkirakan bahwa tingkat PCB dalam ikan dapat mencapai ratusan hingga ribuan kali lebih tinggi daripada dalam air.
Council of Responsible Nutrition (CRN), asosiasi perdagangan yang mewakili industri suplemen, menanggapi gugatan tersebut sebagai informasi yang salah kaprah dan menyesatkan. PCB terdapat dalam lingkungan dimana saja dan seluruh ikan atau suplemen minyak ikan setidaknya memiliki sedikit kandungan senyawa organik ini, tutur Andrew Shao, wakil presiden senior CRN. Shao mengatakan bahwa penggugat mencoba mengangkat hal ini sebagai permasalahan kesehatan publik sementara minyak ikan telah digunakan dengan aman selama beberapa dekade.
Para tergugat lainnya juga mempertanyakan dasar keakuratan dan keterbatasan pengujian PCB dalam gugatan tersebut.

Merkuri

Suplemen minyak ikan secara umum dianggap aman dari racun logam berat. Lima merek minyak ikan yang diuji oleh peneliti Harvard Medical School menyimpulkan bahwa mereka “mengabaikan kandungan merkuri dan dapat memberikan alternatif yang lebih aman dibanding mengonsumsi ikan”, tulis laporan mereka pada 2003.
Pada 2008, ConsumerLab.com melaporkan tidak ada kandungan merkuri atau PCB yang mencemari 41 suplemen minyak ikan yang umum dipasaran.
Meskipun laporan ini menyebutkan bahwa kapsul minyak ikan umumnya bebas merkuri, namun salah satu warga Queens, AS, diketahui kandungan merkuri dalam tubuhnya meningkat setelah mengonsumsi suplemen minyak ikan.
Joseph Cohen (samaran), pria 59 tahun yang memiliki tingkat HDL genetik rendah dan trigliserida tinggi, mengonsumsi tiga kapsul minyak ikan Spring Valley untuk mengatur lipid darahnya.
Setelah mengonsumsi 4.000 mg (dosis umum untuk penderita lipid tinggi) minyak ikan setiap hari selama enam bulan, Cohen mengalami serangkaian gangguan kecil yang membawanya pada seorang ahli jantung, dan menjalankan serangkaian tes darah.
Hasil lab menunjukkan trigliserida telah turun sebesar 20-30 persen, tekanan darah dan kandungan merkuri secara dramatis meningkat dibanding sebelum ia mulai mengonsumsi kapsul minyak ikan. Ia mendapat kelainan pada memorinya, efek samping yang umum terjadi akibat keracunan merkuri. Cohen menghentikan konsumsi semua ikan dan produk turunannya untuk sementara waktu.

0 komentar:

Posting Komentar